Masih teringat segar dalam ingatan, gelegar meriahnya
suara kembang api yang menghiasi langit di malam pergantian Tahun baru. Masih pula
terngiang keindahan dan kegembiran umat Adam yang menyambutnya di tahun-tahun
sebelumnya, sebentar lagi hal itu akan terulang kembali. Namun, Joni tetap
kelihatan lesu dan merasa sepi dalam kemelut yang menghantui. Laki-laki itu
terlihat murung ketika detik-detik pergantian Tahun mendekati kehidupannya.
“Joni…!!! Kenapa kamu kok kelihatan murung, bukankah
orang-orang di luar sana gegap gempita dengan berbagai cara menyambut tahun
baru?”, tanya Lina teman akrab Joni sejak kecil.
Memang mereka berdua merupakan dua sejoli yang susah
digambarkan bahkan diberi label status dalam kancah dunia anak muda maupun
dewasa. Kedekatan mereka berdua melebihi seorang pacar, sahabat, bahkan saudara
dalam rumah tangga.
“Gak ada apa-apa ko Lina”, sahut Joni sambil menatap
langit yang dihiasi warna-warni percikan kembang api.
“Tapi kok kelihatannya sedih, kamu gak seperti
biasanya lo Joni?”, ujar Lina menimpalinya.
“Gini lo Lina, disetiap malam pergantin Tahun baru,
hati saya selalu sedih dalam kegembiraan hati umat manusia lainnya, hati saya
selalu sepi di dalam lautan keramaian gelegar dan warna warni simbol
kebahagiaan umat manusia. Bukannya apa Lina, saya hanya berfikir, belum banyak
kebaikan yang saya perbuat di tahun lalu ternyata tanpa terasa tahun itu
berlalu tanpa meninggalkan secercah kebahagiaan atas kehadiran saya di
dalamnya”, jawab Joni sambil terus menatap meriahnya langit Tuhan.
Mendengar jawaban itu, tiba-tiba Lina terdiam dan
nafas terasa sesak. Keduanya pun membisu, membiarkan pergantian tahun lewat
begitu saja.
“Hai Joni, hai Lina, ngapain kalian berdua di sini,
tadi gak ikutan ke alun-alun untuk ikut meriahkan pergantian Tahun?”, sapa
Ratna yang tiba-tiba muncul dalam suasana cengkraman keheningan yang dibalut
ramainya suara terompet dan gelegar kembang api.
Mereka berdua tetap terdiam dan Ratna pun menatap dua
insan sahabat karibnya penuh kebingungan. Ratna yang biasanya cukup ceria dan
ceplas-ceplos tiba-tiba ikut tertegun menatap wajah layu kedua sahabatnya
bagaikan bunga putri malu yang tersapu
angin. Ketiganya pun seolah-olah bak manusia sihir yang dengan sekejap mampu
menyulap keramaian menjadi hening penuh tanya. Dar-dor suara kembang api hilang
terbius oleh drama tiga aktor muda yang turut menghiasi bumi Tuhan.
Setelah beberapa saat terbius dalam sejuta diam,
tiba-tiba Joni menunjuk keramaian langit sambil meneteskan air mata.
“Sahabat ku, lihat!..langit itu telah menjadi saksi
perjalanan hidup kita, namun belum banyak apa yang kita bisa berbuat untuk
seluruh alam ini, tanpa terasa kita harus meninggalkannya dengan tiba-tiba.
Mungkin orang lain bisa merasakan kebahagiaan, meninggalkan Tahun sebelumnya
dan menyambut Tahun baru dengan suka cita, namun hati kecil ini seolah berat
meninggalkannya karena terlampau banyak kesalahan yang telah ku perbuat. Bahkan setitik tinta kebaikan dalam lembaran
kertas putih pun tidak ada yang mampu ku torehkan. Hati ini selalu sepi dengan
kebaikan-kebaikan yang menjadi tanggungjawab wakil Tuhan”, Tuturnya.
“Tapi masa kita tidak bisa ikut bahagia untuk
menyambut Tahun baru itu Joni?”, tanya Ratna menyahuti.
“Iya Toni, walaupun terlalu banyak kita telah melakukan
kesalahan dan sedikit kebaikan, tapi kan kita boleh bahagia menyambut Tahun
baru, dan mudah-mudahan ke depan kita menjadi lebih baik lagi!!!”, kata Lina
menimpali seolah setuju dengan perkataan Ratna.
“Iya, tidak salah memang bahagia menyambut datangnya
tahun baru, tapi hati kecil saya terasa berat untuk meninggalkan tahun
sebelumnya!!!”, jawab Toni tajam sambil menghela nafas panjang.
“Jadi, baiknya kita harus bagaimana Joni?”, lanjut Lina.
“Lina…, ko Joni bengong lagi?, ada apa dengan dia
sebenarnya ya?, tanya Ratna yang bingung melihatnya.
“Maafkan Aku…!!!, ku harus pergi meninggalkanmu di dalam
sepiku, sepi dari kebaikan, sepi dari titah-titah sabda Tuhan, sepi dari tanggungjawab
sebagai wakil Tuhan, selamat tinggal Tahun 2014, dan selamat datang Tahun 2015”.
Jon…Joni…!!!, kamu kok bengong sih ditanya?”,ucap
Ratna sambil menepuk pundak Joni untuk membangunkan dari lamunannya.
Mmmaaff…maaf..!!!, apa tadi Ratna?, sahut Joni yang
sedikit bingung dengan keadaan.
“Hufff…., gak ada apa-apa kok”, jawab Ratna dengan
sedikit kesal.
“Ratna, Joni, kita pulang yuk, dah malam ni!!!”, pinta
Lina menyela.
“Kalian pulang duluan ya, saya belakangan, saya masih
pingin di sini”, jawab Joni singkat.
“Oke Joni, sampai ketemu besok”, jawab Lina sambil
melangkahkan kaki meninggalkan bangunan unik tak berdinding di atas hamparan
luas.
Evaluasi untuk menentukan langkah berikutnya.
ReplyDelete