DIPLOMASI, JALAN AKHIR SEBUAH PERSELISIHAN - PERANTAU

Breaking

 


Monday, September 6, 2010

DIPLOMASI, JALAN AKHIR SEBUAH PERSELISIHAN

Indonesia merupakan sebuah Negara yang agraris, mempunyai wilayah yang sangat luas dan subur, mempunyai kekayaan sumber daya alam yang sangat luar biasa, mulai dari batu bara, emas, perak, minyak dan sebagainya. Mungkin inilah yang menyababkan Indonesia dilirik oleh Negara Negara maju. Dilihat dari sejarah tegaknya kedaulatan Indonesia, banyak sekali pengorbanan yang dilakukan oleh para pahlawan pahlawan demi membela tanah air, mulai dari harta, tenaga bahkan nyawa. Dengan pengorbanan seperti itulah sehingga Indonesia bisa merdeka dari penjajahan, dan hasilnya bisa dinikmati sampai sekarang.
Untuk melanjutkan dan mengisi kemerdekaannya, para putera bangsa dituntut untuk benar- benar mampu mempertahankan kemerdekaanya dan menjaga kesatuan NKRI sampai kapanpun. Namun dalam perjalanannya sampai sekarang ini, Indonesia mendapatkan banyak ujian, mulai dalam negri maupun dari luar negri. Ujian-ujian itu yang sering terjadi adalah adanya gesekan-gesekan atau persengketaan dengan Negara tetangga yang katanya satu rumpun melayu, yaitu Malaysia. Perselisihan antara Malaysia dengan Indonesia sebenarnya sudah sering terjadi sejak lama, bahkan pada saat pemerintahan soekarno pun pernah terjadi perselisihan gara-gara persengketaan batas laut yang tidak jelas. Dan yang sedang hangat-hangatnya sekarang ini adalah kedaulatan Indonesia diinjak-injak oleh Negara Malaysia. Kejadian ini berawal dari ditangkapnya tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia di perairan Indonesia tepatnya di daerah Bintan, Kepulauan Riau pada Jumat 13 agustus 2010. Berawal dari kejadian ini rakyat Indonesia mulai geram dengan sikap Malaysia yang sok jagoan dan menuangkan kegeraman itu dengan demo di depan kedubes Malaysia menuntut agar Malaysia mempertanggungjawabkan perbuatannya (sumber: kabar petang tv one). Yang menjadi pertanyaan adalah dengan cara seperti apa Indonesia menyelesaikan permasalahan ini dan dapat menimbulkan eefek jera bagi Negara Malaysia?

Sebagian masyarakat Indonesia menuntut agar permasalahan ini diselesaikan dengan peperangan, sebagian lagi menuntut agar permasalahan ini diselesaikan dengan damai. Sebagian berpendapat bahwa Malaysia sudah berkali-kali menginjak-injak harga diri bangsa Indonesia sehingga perlu diselesaikan dengan peperangan untuk menunjukkan bahwa Indonesia masih mempunyai harga diri. Sebagian lagi berpendapat bahwa peperangan tidak akan menyelesaikan masalah bahkan sebaliknya malah akan menambah masalah, jadi perlu diselesaikan dengan jalan perdamaian, ditambah lagi sama-sama mayoritas penduduknya orang muslim yang harusnya hidup rukun.

Dalam menyikapi permasalahan ini hendaknya masyarakat Indonesia tidak terlalu gegabah atau buru-buru untuk memutuskan jalan penyelesaiannya. Banyak aspek yang perlu menjadi pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan ini. Misalnya aspek ekonomi, politik, budaya, agama dan sebagainya. Dengan berbagai pertimbangan ternyata pemerintah memilih jalan diplomasi sebagai jalan keluar dari perselisihan ini. Jalan diplomasi dianggap sangat tepat karena diplomasi mempunyai unsure negosiasi, negosiasi dilakukan untuk mengedepankan kepentingan Negara, tindakan-tindakan diambil untuk menjaga dan memajukan kepentingan nasional sejauh mungkin bisa dilaksanakan dengan sarana damai. Yang menjadi catatan dalam diplomasi ini adalah hendaknya para utusan benar-benar mementingkan kepentingan Negara. Dalam diplomasi tersebut hendaknya juga ada sebuah perjanjian yang menyatakan bahwa, seandainya Malaysia melakukan kesalahan yang serupa maka Malaysia wajib mendapatkan hukuman dari badan hokum internasional. Dan yang terakhir mudah-mudahan saja jalan diplomasi ini mampu menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dengan Malaysia secara tuntas, sebab seandainya diselesaikan dengan jalan peperangan, kedua Negara akan sama-sama rugi dan tidakm akan menyelesaikan masalah, seandainya perang pun terjadi toh pada akhirnya akan berakhir dengan jalan diplomasi. by muchtar.

No comments:

Post a Comment

Nama:
Eamil: