Namun di sisi lain, banyak kaum perempuan yang tidak konsisten dengan parau-parau yang disuarakannya (menuntut kesamaan derajat). Mereka merasa bahwa derajat perempuan akan terlihat tinggi hanya apabila mereka mampu bersaing dengan laki-laki. Tapi sebenarnya mereka lupa bahwa tingginya derajat perempuan tidak hanya terletak pada kemampuan keilmuan, tapi juga terletak pada keanggunan penampilan. Banyak kaum perempuan mulai dari yang tua,dewasa dan remaja, saat ini dengan bangganya memakai pakaian-pakaian yang menonjolkan lekak-lekuk bentuk tubuhnya. Mereka merasa nyaman berpakaian dengan memperlihatkan sebagian ‘auratnya dan mereka merasa asyik berpenampilan yang mengundang hasrat lawan jenisnya. Apakah hal sepeti ini tidak merendahkan derajatnya sendiri sebagai seorang wanita? Dengan seperti ini apakah pantas perempuan mendapatkan kesetaaraan gender (persamaan hak atau derajat)? Apakah emansipasi seperti inilah yang didinginkan Kartini?
Hendaknya inilah yang menjadi PR besar bagi kaum perempuan. Dengan makin banyaknya kaum perempuan yang memakai pakaian dengan mengumbar auratnya, apakah hal ini ke depannya tidak akan merusak dan menurunkan moral bangsa kita. Harusnya momen peringatan hari Kartini ini dijadikan sebagai momen untuk merubah pola hidup sebagian kaum perempuan yang suka berpakaian fulgar, disamping juga momen untuk refleksi semangat juang Kartini. Hendaknya melalui menteri peranan wanita atau pemberdayaan perempuan perlu menyampaikan dan menggalakkan bahwa tingginya derajat perempuan tidak hanya terletak pada tingginya pengetahuan atau kemampuan, tetapi juga pada keanggunan penampilan. Mudah-mudahan hari Kartini ke depan menjadi hari Kartini yang mampu membangkitkan semangat juang dan nasionalisme serta membawa perbaikan moral bangsa.
No comments:
Post a Comment
Nama:
Eamil: