Treeeth….tiba-tiba terdengar bunyi daun pintu berwarna
kuning yang sedikit kotor karena minta di reparasi terbuka, dan itu menandakan
ada orang yang membukanya, karena pintu tua
tersebut tidak mungkin terbuka sendiri oleh desiran angin. “Assalamu’laikum”….
terdengar suara lembut seorang perempuan
mengucapkan salam sembari menarik daun pintu yang agak susah dibuka.
“Wa’alaikum salam”, jawab Ali tanpa menghiraukan siapa yang masuk ke dalam ruang kerja
temannya, Ali lebih asyik menatap monitor laptop yang senantiasa menemani dalam
menambah pengetahuan.
“Misi mas, mau
tanya, mau minta kode administrasi kampus, di sini kah tempatnya?”, tanya
salah seorang dari tiga perempuan yang
kebetulan bersamaan masuk ke ruangan. “O iy Mba, di sini, jawab Ali sambil
menunggu loading laptop yang sangat lamban. “bentar ya Mba saya panggilkan orang nya,
silahkan duduk Mba”, lanjut Ali.
Sambil menunggu dapat kode, ketiga perempuan tersebut
duduk persis di hadapan tempat Ali duduk. Dalam setengah malu, Ali
memperhatikan dan mengajak ketiga perempuan tersebut ngobrol, dan ternyata, “Subhanallah
cantiknya perempuan ini, alim lagi kalau dilihat dari cara berpakaiannya”,
batin Ali.
“Mbanya semester berapa”, cletuk Ali mencoba untuk
mengajak bicara. “Semester satu mas..”jawabnya cukup singkat. “Oya Mba nanti
kalau sudah dapat kode, data-datanya diisi di sini ya!!!”, pinta Ali sembari
menunjukkan contoh di laptop kesayangannya. “Ngomong-ngomong Mba bertiga ambil
jurusan apa?”, tambah Ali dengan basa-basi. “Ekonomi Syariah Mas”, jawab
seorang perempuan yang dari tadi membuat batin Ali menghayal bak Ramayana dan
Dewi Sinta dalam film Mahabarata.
Tanpa disadari, sekitar setengah jam ngobrol terpaku
dalam kecanggungan, lama-kelamaan suasana obrolan menjadi cair sembari
membicarakan pengalaman hidup. “Denger-dengar Mas ni orangnya cerdas dan aktif
ya?”, tanya seorang perempuan, namanya Zahra, salah seorang yang kebetulan
menjadi magnet hati Ali untuk tidak henti-hentinya membatin dan menghayal
tentang dia. “Ah kata siapa?”, tanya Ali balik untuk memperjelas. “Kata
orang-orang ko, Kakak tu prestasi akademiknya masuk kategori lulusan terbaik
dan sukses memimpin organisasi juga”, sahut dia lagi. “Bohong aja tu
orang-orang!!!”, jawab Ali untuk meyakinkan dia. “Ah Mas ini, ga boleh terlalu
merendah gitu, daripada dibilangin bodoh, mending dikatain pinter kan he..he..”..sangkal
dia seolah-olah omongan orang benar sambil menggendong tas menandakan dia akan
bergegas keluar. “Ya udah mas kami pulang dulu, lain kali bisa dilanjutkan kembali
ngobrolnya”, lanjut Zahra sambil bergegas dari tempat duduknya. “Kenapa cepet
pulang, baru jam segini”, sahut Ali yang sebenarnya masih menginginkan dia
untuk tetap tinggal dan melanjutkan obrolannya. “Ada kerjaan Mas, bantu orang
rumah”, cletuk teman Zahra menimpali. “Oke Mba makasih ya atas semuanya,
hati-hati di jalan”, lanjut Ali.
Selepas kepergian
ketiga perempuan, yang salah satunya membuat hati Ali gundah gulana, tiba-tiba
dalam sesaat…..bersambung
Terkadang apa yang kita harapkan itu bukanlah hilang, tetapi kita tak pandai melihat tanda-tanda keberadaanya. Maka jelas bahwa telah di terangkan pada kita, jika ingin mendapatkan dunia harus dengan ilmu, jika ingin mendapatkan akhirat dengan ilmu, jika ingin mendapatkan keduanya juga dengan ilmu.
ReplyDeleteJanganlah berputus asa, galilah terus ilmunya untuk melihat tanda-tanda harapan itu. Salam Sukses Selalu.