Saldi di Persimpangan Niat dan Tujuan (1)

Sore itu tetesan-tesan air yang turun dari langit secara perlahan turut mengiringi kesendirian Saldi, yang dalam tiga hari terahir selalu duduk termenung di pojok emperan surau tempat mengadu dan bergumul dengan Tuhan tentang kehidupan. Tarian-tarian ikan di telaga bawah surau pun tidak terlihat bergairah menyambut datangnya hujan di tengah-tengah kemarau panjang, seolah turut merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Saldi.

Di ufuk fajar yang mulai menyingsing dan ketika matahari mulai merayap masuk meninggalkan siang, Saldi selalu duduk di pojok kanan surau sambil menggerak-gerakkan lidahnya dan mengeluarkan sabda-sabda Tuhan secara perlahan, dan terkadang berhenti sejenak karena belum terlalu lancar hafalannya. Namun tiga hari terahir ini Saldi lebih banyak duduk termenung dengan raut muka putus asa dan memendam harapan yang begitu dalam.

“Saldi, minum kopi sini…, oya kenapa beberapa hari ini kamu terlihat ngelamun terus mas?, bisanya bibirmu selalu bergerak menghafal kalam-kalam Allah, tapi akhir-akhir ini kamu kok sering bengong dan bibirnya seolah terkunci oleh keadaan yang menghampirimu bak habis terterpa badai?”, tanya Thofa yang datang dengan membawa secangkir kopi hitam pekat. “Iya ni Saldi kok akhir-akhir ini kerjaannya ngelamun terus, besok setoran hoii..”, sahut Kiki menimpali yang secara bersamaan datang dengan Thofa sambil melemparkan sebuah benda kecil ke depan Saldi untuk membangunkan Saldi dari lamunanya.

“Gak ada apa-apa, biasa aja broo..”sahut Saldi dengan senyum pelitnya. “Ah kamu jangan bohong Saldi, saya tahu pasti kamu lagi mikirin sesuatu, yang jelas bukan setoran he..he..saya tahu kamu biasanya gak begini kok, tukas Thofa yang tidak menerima begitu saja jawaban dari Saldi.
“Iya Saldi, kalau ada apa-apa ceritakan saja sama kita, barangkali kita bisa bantu, kita kan tiga jaka bersaudara pemburu syorga he..he..”, sahut Kiki menambahi sambil menjulurkan tangannya untuk mengajak salam persaudaraan.

Memang di surau kecil, bangunan sederhana tanpa dinding, beratap daun rumbia yang berdiri di tengah-tengah danau, dan dikepung oleh masyarakat hedon itu sering terlihat tiga santri yang rutin berkatifitas mulai dari sholat jamaah, kajian, hafalan dan ngbrol tentang kehidupan. Bahkan, tidak jarang pula dari obrolan ketiga santri tersebut ngobrolin tentang masa depan yang menyangkut regenerasi kehidupan.

“Assalamu’alaikum..”, tiba-tiba terdengar suara salam yang khas dari arah depan surau, dan ternyata yang datang adalah Kiyai Busro yang selalu setia membimbing ketiga santri tersebut dan beberapa santri kalong yang tidak menetap di surau tanpa pamrih. “Wa’alaikum salam Pak Yai, jawab ketiga santri itu. “Lagi pada ngbrolin apa nih, kelihatannya serius?”, tanya laki-laki yang lebih suka memakai sarung dan baju koko serta peci hitam itu. “Ini Yai, sudah tiga hari ini Saldi kelihatannya bengong terus, gak tahu ada apa dengan dia, ditanyain katanya gak ada apa-apa, jawab Kiki. “Iya, saya lihat hari selasa kemarin Saldi juga tidak terlihat setoran, memangnya ada apa Saldi?, Tanya Kiyai Busro panggilan akrabnya.

“Mboten enten nopo-nopo kok Yai, naming lagi capek mawon, jawab Saldi dengan logat kromo inggilnya, bahasa khas orang jawa kepada orang tua atau yang dituakan. “Saya tahu kok Saldi, pasti ada yang kamu sembunyikan, jujur ae, enek opo?, Tanya Kiyai Busro mempertegas pertanyaannya.
“Gini Yai, saya bingung dengan apa yang saya lakukan selama ini, dan apa yang terjadi pada diri saya ini, jawab Saldi dengan nada lemas. “Maksud mu nak Saldi?”, sahut Kiyai Busro.

“Saya bingung dengan kondisi saya saat ini Yai, ibadah yang saya lakukan akhir-akhir ini ternyata mungkin dibarengi rasa riya, yakni niatnya tidak hanya untuk Allah semata, melainkan untuk seseorang juga Yai”, jawab Saldi.

“Saldi-Saldi, ada-ada aja kamu ni, orang ibadah kok niatnya lain-lain, kaya saya juga he..he…”, ujar Thofa menimpali. “Maksudmu Saldi?, tambah Kiyai Busro. “Kan saya ibadah itu selain untuk Allah saja tapi ada niatan saya agar hajat saya kesampaian Yai”, tambah Saldi. “Oo jadi gitu to, terus selama aktifitas keagamaannya Saldi...bersambung