Mengingat(kan) Kembali Makna Sumpah Pemuda - PERANTAU

Breaking

 


Saturday, October 25, 2014

Mengingat(kan) Kembali Makna Sumpah Pemuda

Tanggal 28 Oktober merupakan tonggak sejarah awal perjuangan pemuda Indonesia. Sebuah momentum pengakuan dari pemuda-pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa (Indonesia). Dan dari situlah, waktu itu muncul sebuah semangat perjuangan pemuda Indonesia yang ingin merdeka, terbebas dari penjajahan kaum kolonial.

Kita tahu bersama bahwa kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran serta pemuda saat itu yang mengikrarkan dirinya untuk bersatu padu menyamakan persepsi yakni melepaskan diri dari kungkungan penjajah. Para pemuda dari berbagai suku/pulau telah membentuk sebuah komitmen bersama yang dikenal dengan sumpah pemuda. Namun, kini setelah 86 tahun berjalan, sumpah pemuda itu tinggal sisa sisa sejarah yang dicampakkan. Hal ini bisa dilihat dari kondisi di sekeliling kita, misalnya, selain minimnya orang untuk memperingati, ketika momentum hari sumpah tiba pun tidak banyak pemuda yang tahu akan makna dari sumpah pemuda itu sendiri, kalaupun ada yang memperingati itu pun hanya sebatas seremonial belaka dan tidak menjadikan momentum tersebut sebagai “kaca benggala” perjuangan. Bahkan yang sangat miris, peringatan hari sumpah pemuda kalah terkenal daripada hari Valentine, Halloween, Hari Aids, Ham dan sebagainya, yang notabenenya hari tersebut merupakan produk barat. Kita juga tidak bisa menafikkan lagi bahwa generasi muda bangsa ini lebih menyukai perayaan-perayaan hari besar produk barat yang dalam konteks perayaannya lebih cenderung kepada nuansa hedonisme belaka.

Kalau sudah demikian, lantas apakah semangat sumpah pemuda yang dulu dikobarkan masih sanggup mengawal/menjaga mentalitas generasi penerus bangsa? Masihkah semangat sumpah pemuda menjelma dalam kekuatan besar yang menggetarkan dunia? Dan apa yang harus kita lakukan untuk memperbaiki mental-mental yang jauh dari semangat sumpah pemuda tersebut?

Momentum tanggal 28 Okotber inilah hendaknya menjadi gerakan baru dalam merefleksi jejak-jejak perjuangan para pemuda. Dan momen ini pula perlu menjadi starting poin bagi kita bersama disaat bangsa ini mendapatkan pemimpin baru, pemerintahan baru dengan plat form “revolusi mental” nya. Sebuah momentum yang tepat dan awalan yang bagus seandainya pemerintahan baru tersebut mengawali gerakan revolusi mental, mengingat karakter para generasi muda perlu mendapatkan perhatian serius agar kelak menjadi generasi yang berkarakter dan tangguh. Generasi muda yang tidak lagi mengikuti jejak-jejak para koruptor, generasi muda yang tidak lagi mengikuti jejak-jejak diktator, dan menjadi generasi yang menghayati makna bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahsa satu (Indonesia).


Satu hal yang mesti kita ingat, bahwa sumpah pemuda merupakan bukti nyata kelahiran bangsa Indonesia, sekaligus lambang perlawanan terhadap kaum kolonial yang telah memonopoli seluruh sektor kehidupan bangsa Indonesia. Jika dari masa sulit itu kita dapat bebas dengan semangat sumpah pemuda, kita pun harus yakin permasalahan bangsa kita saat ini pun tidaklah mustahil untuk kita selesaikan dengan membangkitkan kembali semangat sumpah pemuda itu sendiri.  Di saat kondisi bangsa yang sedang dikepung oleh berbagai radikalisme agama, aliran ekonomi liberal, karakter anak bangsa yang lebih menyukai budaya barat dan sebagainya, momentum sumpah pemuda perlu dijadikan langkah untuk melakukan terobosan agar terbebas dari budaya dan pengaruh asing yang menghegemoni. Peringatan sumpah pemuda yang biasanya hanya diperingati dengan upacara dan perlombaan-perlombaan saja, kali ini perlu diperingati dengan cara baru yang lebih menekankan pemuda untuk bersama-sama melakukan terobosan dalam membangun karakter bangsa yang tangguh dan mampu menjadi bangsa yang mandiri. 

No comments:

Post a Comment

Nama:
Eamil: