Sehelai Harapan Yang Hilang (2) - PERANTAU

Breaking

 


Sunday, April 26, 2015

Sehelai Harapan Yang Hilang (2)



sembari menunggu laptop loading, hati Ali selalu teringat padanya. “Zahra”, ya Zahra namanya, Subhanallah, sudah cantik, anggun, dan religius lagi”, batin Ali.
“Ali…Ali...”, tiba-tiba terdengar suara memanggil nama Ali, sontak Ali terbangun dari lamunan yang entah bisa jadi nyata atau hanya sebuah asa. “O iy Kang, ada apa?”, jawab Ali. “Tu cewek yang sering saya ceritakan, ge mana, cantik kan? he…” tanya Kindi  seorang teman dekat Ali. “He..he..” cantik Kang, alim lagi” jawab Ali menguatkan pernyataan Kindi.
Dengan adanya kabar baru dari Kindi, menguatkan penasaran Ali terhadap wanita tersebut, kemudian Ali tidak kehilangan akal, dan mencari nomor hp sang bidadari yang menyejukkan kegersangan hati walau dalam sesaat.
Setelah mendapatkan nomor hp, kemudian malamnya Ali komunikasi dengan wanita yang baru dikenalnya. Di malam hari sekitar pukul 20.00, tepatnya setelah sholat isya, tanpa ragu Ali mengambil hp butut yang setia menemani keseharianya, dan mulailah jari jemari Ali memencet tombol-tombol hp yang tulisannya sudah sedikit pudar. “Assalamu’alaikum…ni dengan Zahra?, saya Ali, mhn maaf, dg obrolan td siang, sy salut dg Zahra, kpn2 ap bs diskusi lg?”, tanya Ali basa-basi melalui pesan singkat, sembari mengakrabkan diri, yang kebetulan Ali juga tertarik dengan cerita perjalanan hidup dan pengalaman keagamaannya. “dia bilang saya cerdas, tapi lebih cerdas lagi dia daripada saya terlebih masalah keagamaannya”, batin Ali sembari menunggu balasan dari sang pujaan.

Treett..trettt..bunyi nada dering hp butut terdengar, pertanda ada pesan singkat masuk. “Wa’alaikum salam..iya saya, Kakak bs ajach hee.., iy bs, kapan2 kita diskusi lagi”, balas dia tanpa basa-basi. “Ya udah Zahra, bsk klw ketemu kita diskusi lg, jujur sy salut dengan motivasi, jati diri, dan pengalaman hidup km Zahra”, balas Ali menutup awal komunikasi.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 09.00, dan seperti biasa untuk mengisi waktu luang sembari menunggu kantuk, Ali membaca beberapa halaman buku, namun tidak seperti biasa, kali ini sudah beberapa halaman dibacanya, tidak ada satu pun yang nyantol, yang ada malah pikiran nglantur ke mana-mana. 

“Kenapa dia selalu menghiasi pikiran saya ya?, ada apa dengan saya sebenarnya?, Apakah ini yang namanya jatuh cinta, seperti yang dikatakan orang-orang?, ataukah ini hanya ilusi sesaat setelah melihat orang dengan penuh kekaguman?, batin Ali. “Saya pasrah padamu ya Allah, baru kali ini saya merasakan perasaan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya, walaupun dulu-dulu kadang merasa suka sama orang, tapi tidak seperti kali ini. Seandainya memang Engkau takdirkan dia sebagai jodoh saya, maka satukanlah ya Allah, tapi kalau memang bukan jodoh saya, maka bahagiakan dan lindungilah dia ya Allah”, gumam Ali sembari berdoa dan mengharap angan menjadi nyata. “Ah..sudahlah, kayanya itu jauh dari kenyataan” batin Ali untuk menghilangkan perasaan yang dari tadi membuat hati gelisah.
Hari kemudian berganti, detik demi detik, waktu-demi waktu, namun.....berrsambung

No comments:

Post a Comment

Nama:
Eamil: