Sehelai Harapan Yang Hilang (Habis) - PERANTAU

Breaking

 


Saturday, May 23, 2015

Sehelai Harapan Yang Hilang (Habis)

memanjatkan doa, memohon petunjuk dari Allah sang Kuasa. Namun apalah daya, mungkin manusia hanya bisa berharap, Allah lah yang menentukan. Setelah sekira lima hari berjalan, Ali menangkap sinyal lain dari sang pujaan. “Insya Allah dalam waktu dekat saya akan dipinang oleh orang lain Mas”, katanya melalui pesan singkat. Melihat pesan tersebut, badan Ali bergetar dan melemas, keluar keringat dingin dan detak jantung menjadi tidak menentu. “Ya Allah, apakah ini petunjuk Mu dari jawaban sholat dan puja-puji doaku?, ataukah memang Engkau belum mau mendekatkan jodohku?”, batin Ali dalam tangis.
“Ahhh…..apapun yang terjadi, ini bentuk petunjuk atau bukan, saya harus sampaikan ini padanya agar dia tahu bahwa ada orang yang baru kenal namun mempunyai perasaan cinta yang kuat, suka yang dalam dengan membawa segenggam harapan untuk masa depan”, batin Ali untuk menguatkan hati.

Beberapa hari kemudian, Ali bertemu dengan Zahra untuk berbicara empat mata dengannya, yang memang dari sebelumnya sudah bikin janji. Di bawah atap bangunan simbol kenyamanan yang dihiasi desiran angin dan lambaian air sedikit keruh, Ali dan Zahra pun saling berbicara soal manusia dewasa, kata para pujangga “Zahra, saya ingin bertemu denganmu, sebenarnya saya ingin sampaikan terimakasih, mungkin Zahra selama ini tidak tahu ada orang yang suka/cinta. Tidak tahu kenapa, semenjak saya kenal kamu, perasaan suka singgah dan menetap dalam hatiku, namun sebenarnya saya ingin sampaikan terimakasih karena dari Zahra lah mungkin Allah memberikan jawaban atas doa dan asa yang senantiasa saya lantunkan. Jujur Zahra, sebenarnya saya suka sama kamu dan ada niatan mau meminangmu, kemudian berencana menikah setangah atau satu tahun ke depan, namun dalam proses menuju ke situ, saya memohon petunjuk Allah untuk keberkahan, tapi ternyata Allah berkehendak lain, kamu akan dipinang orang”, ucap Ali dalam setengah canggung. “Iy kak, rencana begitu, tapi ga tahu, kehendak Allah seperti apa, kalau memang Allah menakdirkan kita jodoh, kita juga gak tahu, atau saya sama orang lain juga kita gak tahu, tapi percayalah kak, seandainya kita gak jodoh, pasti kakak akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari saya ko”, jawabnya dengan penuh ketulusan.

Mendengar jawaban tersebut, tiba-tiba hati Ali seolah retak, matanya berubah merah menyala dan menangis tanpa diiringi air mata tanda kesdihan. “Ya Allah seandainya saya tidak mampu menahan air mata untuk tidak menetes, ijinkanlah air mata saya yang bicara untuk memberitahukan seberapa besar perasan cinta dan harapan ini padanya. Seandainya nanti raga ini tak berdaya di depannya, ijinkanlah ruh saya yang biacara untuk menyampaikan perasaan tuannya. Yaahh!!, mungkin sehelai harapan ini hilang karena belum diridhai Allah, mungkin memang saya tidak pantas untuknya”, batin Ali dalam sedikit senyum untuk menutupi kesedihannya.

“Mungkin memang begitu garis Tuhan De, saya ikhlas kalau memang kamu bukan jodoh saya, dan saya berharap engkau mendapatkan jodoh yang terbaik, bisa bahagia dalam rumah tangganya kelak”, tutup Ali sambil mentap raut wajah seseorang yang telah mengajarkan akan pentingnya keberanian dalam mengambil keputusan.

2 comments:

  1. Buseeettt..., mengena di hatiku... Sungguh hancurlah semua harapan ketika mendengar kalimat itu. Hati bergetar sejenak, hening menyelimuti ruh kehidupan yang terdalam.

    ReplyDelete
  2. Waduuhh... mengharukan sekali,,, hikz...hikz.... T_T

    wkwkwkwkwk

    ReplyDelete

Nama:
Eamil: