MAKNA HUT KEMERDEKAAN, SUBTANSI DAN RELEVANSINYA - PERANTAU

Breaking

 


Friday, August 16, 2013

MAKNA HUT KEMERDEKAAN, SUBTANSI DAN RELEVANSINYA

 UPAYA MEMBUMIKAN SEJARAH DAN NASIONALISME MELALUI HARI KEMERDEKAAN
         17 Agustus adalah sebuah hari yang sangat bermakna dan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Di mana pada hari tersebut bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dari bentuk penjajahan kolonialisme dan imprealisme yang telah berabad-abad menjajah bumi pertiwi. Pada hari itu tepatnya 17 Agustus 1945 Soekarno dan Moh. Hatta memproklamirkan kemerdekaannya di hadapan seluruh masyarakat Indonesia bahkan di hadapan dunia.  Tidak ayal memang kalau pada momen Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia, hampir di seluruh penjuru negri memperingati dengan upacara bendera dan perlombaan-perlombaan untuk memeriahkannya.

Hal tersebut juga dilakukan dengan cara-cara yang unik, entah itu untuk memunculkan eksistensi golongan/memang bagian dari nasionalisme dalam bentuk lain, misalnya dengan mengibarkan bendera di puncak gunung, lapangan, bawah laut dsb.
Dengan momentum HUT RI diharapakan dapat mengingatkan kembali tentang sejarah perjuangan bangsa Indon esia dan memunculkan rasa nasionalisme tersendiri bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun sayangnya dari tahun ke tahun peringatan HUT RI seolah hanya menjadi seremonial rutinitas yang kurang memberikan efek signifikan terhadap pengenalan sejarah maupun membangkitkan rasa nasionalisme anak bangsa. Hal tersebut  akhirnya memunculkan pertanyaan terhadap titik tekan momen 17 Agustus, apakah hal itu dilakukan hanya untuk sekedar memperingati, mengenalkan sejarah atau membangkitkan rasa nasionalisme bagi generasi bangsa?
Memang bukan hal yang salah apa yang dilakukan dalam peringatan HUT RI sampai sejauh ini, namun menurut penulis apa yang sudah membudaya rutinitas dalam momen kemerdekaan perlu adanya sebuah terobosan baru agar momen 17 Agustus 45 betul-betul mampu membumikan sejarah dan rasa nasioanlisme dalam darah daging generasi bangsa. Karena rutinitas yang selama ini ada menurut penulis belum sepenuhnya mampu mengenalkan sejarah maupun membangkitkan rasa nasionalisme para anak bangsa, padahal sejarah dan nasionalisme satu hal yang tidak bisa dipisahkan dan menjadi bagian dari proses terhadap kemajuan suatu bangsa. Saking pentingnya sebuah sejarah, S oekarno pernah mengatakan “JAS MERAH” (jangan melupakan sejarah). Rosulullah saw juga mengingatkan betapa pentingnya untuk mengingat sejarah.  Rosulullah saw bersabda yang artinya
Dari Abu Qotadah r.a, sesungguhnya Rosulululloh SAW ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab : “Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu”. (HR Muslim).
Berdasarkan hadis tersebut, Rosulullah saw melakukan puasa setiap hari senin guna memperingati hari lahirnya. Hal ini tentu menjadi tanda betapa pentingnya sebuah sejarah untuk diperingati. Rasulullah saw juga menganjurkan umatnya untuk berpuasa di hari 10 bulan Muharram (asyuro’) untuk memeringati kemenangan Nabi Musa as atas raja Fir’aun. Sebagai sebuah contoh hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhu (Shahih Bukhari No 1900), yang artinya:
 “Tatkala Nabi Shallallahu’alaihi wasallam datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. (HR Al Bukhari).
Dengan mengenal sejarah secara benar dan mengakar nantinya akan menumbuhkan motivasi dan rasa nasionalisme yang akan berbanding lurus dengan pembangunan Indonesia ke depan. Untuk mewujudkan semua itu, tentunya HUT RI menjadi waktu yang tepat untuk mengenalkan sejarah dan membangkitkan rasa nasionalisme. Momen 17 Agustus  tentunya perlu diperingati bukan hanya dengan upacara bendera dan hanya perlombaan, melainkan dengan sebuah kegiatan yang mampu menggerakkan seluruh masyarakat agar dapat ikut berpartisipasi yang memberikan efek nyata terhadap pembangunan. Tentu banyak cara agar seluruh masyarakat tahu tentang beratnya perjuangan dan tahu akan tanggungjawabnya sebagai warga Negara, misalnya pemerintah menghimbau seluruh lapisan masyarakat untuk mengikuti upacara bendera melalui perangkat-perangkat pemerintahan. Hal lain yang bisa dilakukan adalah pemerintah perlu menyerukan kepada rakyatnya mulai dari lapisan paling bawah misalnya RT sampai Presiden melakukan gerakan serentak turun ke bawah bersama sama masyarakat melakukan kerja bakti bersih desa atau sejenisnya. Upaya yang lebih maksimal dapat juga dilakukan dengan merekonstruksi budaya-budaya sosial kemasyarakatan yang mulai hilang, misalnya gotong royong. Dalam upaya penanaman sejarah ke generasi muda, pemerintah melalui dinas pendidikan melakukan gerakan serentak pengajaran sejarah, baik secara formal maupun informal, misalnya dengan cara pemutaran film sejarah, dongeng, cerita, dilanjutkan himbauan doa serentak untuk bangsa dan para pahlawan dsb.
Dengan cara tersebut, menurut penulis substansi dari peringatan hari kemerdekaan akan lebih mengena dan mengakar. Selain dengan upacara bendera, kegiatan-kegiatan secara praktis di lapangan akan sangat memberikan dampak terhadap jiwa nasionalisme dan pembangunan secara nyata dari pada peringatan hari kemerdekaan yang sebelumnya. Hal ini bisa dilakukan demi upaya membumikan sejarah dan nasionalisme pada urat nadi generasi bangsa demi mempertahankan kemerdekaan dan melanjutkan pembangunan. Majulah Bangsaku, Jayalah Indonesiaku.!!! 

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Nama:
Eamil: